Brand Adalah
Daftar Isi Untuk mengetahui Brand lebih jauh mungkin kita perlu mengetahui apa saja yang mendekati dan apa saja yang bukanlah arti dari…
Ditulis Oleh zidan Pada Feb 2020
Daftar Isi
-
- Brand bukanlah sebuah impresi atau kesan.
- Brand bukanlah sebuah logo ataupun sebuah tagline.
- Brand bukanlah sebuah produk.
- Brand bisa diartikan sebagai sebuah janji.
- Brand mirip artinya dengan reputasi. Atau lebih tepatnya reputasi yang di ulang secara konsisten.
- Brand sederhananya adalah sebuah persepsi.
- Di awal saya menyinggung bahwa kita bisa saja meningkatkan keberhasilan kita dengan mempelajari brand. Lalu bagaimana cara kita agar bisa mengetahui brand ?
Sebagai desainer Anda mungkin akan sangat berhubungan dengan brand karena jika Anda pembuat logo maka Anda akan di tuntut untuk membuat logo yang akan menjadi simbol sebuah brand perusahaan tertentu.
Begitu pula dengan pembuat taglinenya atau penulis copy “copywriter” yang di tuntut untuk membuat tagline atau kata-kata yang bisa menarik perhatian orang agar tertarik terhadap produk yang di tawarkan oleh perusahaan tertentu.
Sebagai desainer, Anda adalah “jembatan” seseorang untuk mengenal brand tertentu. Akan tetapi jika Anda tidak mengerti brand itu apa, maka akan ada “gap” atau kekosongan informasi terhadap apa yang perlu desainer lakukan. Dengan mempelajari brand, Anda akan lebih mengerti apa yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan tertentu. Dengan Anda mengerti apa yang mereka butuhkan, Anda pun bisa membantu proses branding yang diharapkan bisa memberikan hasil nyata yang tentunya dengan sendirinya Anda akan lebih dipercaya dan dengan sendirinya reputasi Anda akan tumbuh dengan baik.
Ada banyak tempat untuk mempelajari brand. Salah satunya tentu saja ada di YouTube, tetapi kebanyakan yang saya temukan penjelasannya terkadang berbahasa inggris dan agak sulit saya mengerti bagi orang awam, jadi inilah alasannya kenapa saya membuat tulisan ini.
Begitu juga dengan buku, ada banyak sekali buku yang membahas tentang brand contohnya adalah brand gap oleh Marty Neumeier yang merupakan seorang desainer senior yang menceritakan bahwa ia di bolehkan memasuki wilayah dalam perusahaan ketika ia mulai mengerti tentang brand. Seketika ia bukanlah hanya seorang “desainer”.
Kata ini ( brand ), mengikuti jamannya mulai berubah sedikit demi sedikit maknanya. Awalnya brand di berikan kepada jasa atau produk yang spesifik yang bisa di berikan nama lain “merek” oleh perusahaan tertentu. Ada juga yang mengartikannya sebagai pemberian tanda khusus kepada produk-produk yang dikeluarkan perusahaan. Tanpa menghilangkan secara sepenuhnya arti dan kegunaan dari brand, pengertiannya berevolusi sampai sekarang.
Untuk mengetahui Brand lebih jauh mungkin kita perlu mengetahui apa saja yang mendekati dan apa saja yang bukanlah arti dari brand.
Brand bukanlah sebuah impresi atau kesan.
Karena impresi atau kesan adalah pendapat yang dihasilkan oleh informasi sedikit yang biasanya Cuma terjadi di awal dan hal ini bisa saja membantu brand tetapi bukanlah brand itu sendiri karena brand diciptakan dari pengalaman yang konsisten terjadi terhadap suatu produk atau jasa.
Bisa dikatakan bahwa impresi adalah tahap yang sangat penting dalam membangun brand karena jika seseorang atau sebuah perusahaan sudah gagal disini secara berulang maka brandnya pasti rusak. Salah satu hal yang bisa kita gunakan untuk memperbaiki dan menyuburkan brand kita adalah dengan cara memperbaiki kesan kita secara konsisten yang di mulai dari kesan pertama.
Brand bukanlah sebuah logo ataupun sebuah tagline.
Logo atau tagline adalah simbol yang digunakan untuk menandai sebuah brand agar bisa di kenali mirip dengan nama seseorang yang merupakan simbol untuk memperkenalkan seseorang, tetapi nama bukanlah penjelasan lengkap dari produk tertentu.
Contohnya adalah Apple yang logonya tidak ada hubungannya dengan apa yang perusahaan satu ini jual.
Brand bukanlah sebuah produk.
Produk dalam bentuk apapun akan menghasilkan brand yang jika sebuah produk di hasilkan secara konsisten bagus, maka brand yang diciptakan terhadap orang atau perusahaan yang menciptakan produk ini akan mendapatkan brand yang baik pula.
Produk yang bagus saja tidak akan cukup untuk membuat orang lebih memilih produk perusahaan darimu dari pada produk yang brandnya sudah di kenal baik. Terutama di jaman sekarang dimana informasi sangat mudah di akses dan terkadang sangat mudah untuk membuat produk “contekan” yang hasilnya hampir sama bahkan kadang sama.
Produk dan brand sangatlah berhubungan karena produk yang baik adalah produk yang dihasilkan bersinergi dengan brand yang telah diciptakan oleh sebuah perusahaan. Brand disini adalah bagaimana perusahaan ini membantu orang dan di realisasikan dengan produk yang membantu visi dari perusahaan itu.
Konsumer akan membeli produk kita dengan harapan membantu visi yang dimiliki perusahaan kita dan dengan ini terjadi pembangunan hubungan yang bisa membuat konsumer kita tidak perlu pikir panjang untuk memastikan kualitas produk dan membandingkannya dengan perusahaan lain atau produk lain karena konsumer kita akan percaya dengan perusahaan kita.
Hal ini terjadi karena brand yang baik itu sudah menghabiskan waktunya untuk secara konsisten membangun hubungan dengan consumernya. Brand bisa saja di bantu dengan logo atau tagline yang unik sehingga memudahkan orang untuk mengingat brand kita.
Brand bisa diartikan sebagai sebuah janji.
Janji disini maksudnya adalah ketika kita sudah memiliki personal branding atau branding terhadap perusahaan kita maka, akan ada hal-hal yang di harapkan oleh seseorang atau sebuah perusahaan. Hal-hal ini secara tidak langsung adalah janji yang di tawarkan oleh seseorang ataupun perusahaan itu.
Secara sadar ataupun tidak konsumer kita akan mengharapkan hal-hal tertentu ketika mereka membeli produk kita dimanapun itu berada. Ketika harapan ini tidak di penuhi maka brand Anda pun akan rusak.
Brand mirip artinya dengan reputasi. Atau lebih tepatnya reputasi yang di ulang secara konsisten.
Brand sederhananya adalah sebuah persepsi.
Panjangnya adalah persepsi yang dimiliki oleh beberapa orang baik orang di luar maupun orang yang terlibat dalam membangun brand itu sendiri, persepsi ini berasal dari pengalaman yang terkumpulkan dari waktu yang lama terhadap produk atau jasa yang kamu sediakan.
Brand adalah semuanya mulai dari bagaimana produk atau jasa yang kita ciptakan, desainnya, pengalaman penggunaanya, kesopanan karyawannya, pemasarannya, reputasinya, janjinya.
Contoh dari situasi ini adalah bagaimana aqua di Indonesia sudah di artikan sebagai air yang dikarenakan waktu penciptaan dan beberapa faktor yang membuat pikiran kita menganggap air sebagai aqua.
Semua orang di dalam perusahaan atau organisasi yang memiliki hubungan terhadap brand yang dimiliki secara sadar atau tidak sadar akan mempengaruhi brand tersebut. Entah itu menyuburkannya atau malah melukainya.
Jika Anda berada dalam sebuah organisasi atau dalam perusahaan dan perusahaan Anda memiliki brand dimana di perusahaan ini banyak sekali orang-orang pintar maka Anda akan di brandingkan secara tidak sengaja menjadi orang yang pintar juga walaupun mungkin saja kepintaran Anda biasa-biasa saja secara umum. Ketika Anda masuk kedalam situasi dimana Anda dipakasa untuk mengerjakan sesuatu yang Anda tidak ketahui yang secara terus menerus terjadi kegagalan maka perusahaan Anda akan dibrandingkan sebagai perusahaan yang tidak kompeten oleh orang-orang. Disinilah terkadang ada pemecatan terjadi.
Di awal saya menyinggung bahwa kita bisa saja meningkatkan keberhasilan kita dengan mempelajari brand. Lalu bagaimana cara kita agar bisa mengetahui brand ?
Brand tidak bisa kita kendalikan, tetapi reputasi bisa Anda kendalikan. Dan dengan konsisten memberikan reputasi yang baik maka branding Anda atau branding perusahaan Anda akan lebih baik. Cara agar memiliki reputasi yang baik adalah dengan melakukan apa yang kamu katakan, sukalah membantu orang, lakukan lebih dari apa yang diharapkan orang terhadapmu, dan jadilah makhluk sosial yang baik seperti senyum kepada orang, ingat nama orang, pedulilah terhadap orang dan lain-lain.
Reputasi yang baik itu susah untuk dibangun dan lebih-lebih lagi ketika kita ingin menjadikannya brand yang baik, karena hal ini membutuhkan reputasi baik yang diulang dengan waktu yang lama barulah menjadikannya brand yang baik.
Kita sudah memiliki brand ketika kita sudah memiliki konsumen yang loyal dimana mereka akan memilih produk kita dibandingkan produk orang lain terutama produk yang sama dengan perusahaan kita.
Contohnya adalah pengguna Apple akan cenderung lebih memilih membeli produk Apple seperti Iphone dibandingkan vivo atau oppo misalnya.
Hal ini terjadi karena Apple secara konsisten memberikan produk yang gampang dan langsung bisa digunakan atau berfungsi dengan baik.
Brand akan sangat meningkatkan harga sebuah produk yang ditawarkan.
Kesimpulan :
Brand bukanlah sebuah impresi atau kesan. Brand bukanlah sebuah logo ataupun sebuah tagline. Brand bukanlah sebuah produk. Brand bisa diartikan sebagai sebuah janji. Brand mirip artinya dengan reputasi. Atau lebih tepatnya reputasi yang di ulang secara konsisten. Brand sederhananya adalah sebuah persepsi. Semua hal yang dilakukan oleh pemilik brand dapat mempengaruhi brand tersebut. Mulai dari caramu berpenampilan, cara berbicara, tindakan/ keputusan yang diambil, dan seberapa konsisten dirimu melakukan semuanya yang menggambarkan visi dirimu atau perusahaanmu.
Artikel Terkait
7 Jenis Tipografi yang Harus Kamu Tahu dalam Desain Grafis: Sejarah dan Perkembangannya
Ditulis Oleh
zidan
pada
Sep 2024
Pengertian Opportunity Cost Serta Contoh dan Formula
Ditulis Oleh
zidan
pada
Apr 2024