Impostor syndrome

Pencapaian, keberhasilan dan penghargaan adalah sesuatu yang di damba-dambakan oleh setiap orang. Siapa pun orangnya pasti menginginkan…

Ditulis Oleh rahmat Pada Dec 2020

Pencapaian, keberhasilan dan penghargaan adalah sesuatu yang di damba-dambakan oleh setiap orang.

Siapa pun orangnya pasti menginginkan ketiga hal di atas, karena pencapaian, keberhasilan dan penghargaan adalah suatu hal yang mendeskripsikan sebuah hasil.

Baik dari usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan ketiga hal ini, merupakan bentuk perwujudan dari meningkatnya keberadaan seseorang sehingga meningkatnya posisi seseorang dalam hierarki masyarakat.

Pencapaian, keberhasilan dan penghargaan bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan cuma-cuma. Untuk mendapatkan semua itu dibutuhkan ketekunan, kompetensi, bakat dan beberapa hal lain yang menjadi suatu alasan penyebab di dapatkannya ketiga hal ini.

Impostor syndrome adalah pola psikologis di mana seseorang yang mengalaminya akan merasa bahwa sebuah pencapaian atau keberhasilan yang dimilikinya bukan karena kemampuan, bakat, atau keterampilan-nya, melainkan karena keberuntungan atau hasil dari kebohongan nya terhadap orang lain.

Orang yang mengidap impostor syndrome akan selalu merasa bahwa apa saja yang telah diraihnya adalah kebohongan dan selalu merasa bahwa pencapaian yang didapatkan olehnya adalah keberhasilan yang terjadi karena hasil menipu, sehingga pengidap Impostor syndrome akan merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk menerima penghargaan dan kesuksesan yang mereka dapatkan.

Untuk dapat memahami apa itu impostor syndrome perhatikan dengan saksama ilustrasi di bawah ini.

Nadira adalah orang yang berprestasi, Nadira kerap kali mendapat penghargaan dari sekolahnya bahkan ketika Nadira mengikuti beberapa olimpiade cerdas cermat Nadira selalu mendapat predikat baik dan menjadi juara. Bahkan pada olimpiade sains dan matematika pada beberapa hari yang lalu nadira mendapat predikat juara pertama dari 30-an lebih peserta terpilih dari berbagai macam universitas. Namun Nadira selalu merasa bahwa pencapaian yang dicapai olehnya bukan berasal dari dirinya, bukan karena kepiawaiannya dalam menyelesaikan soal-soal, namun karena keberuntungan semata. Nadira selalu merasa bahwa apa yang dicapainya itu bukan sesuatu yang pantas untuk dia dapatkan. Nadira pun selalu merasa bahwa dirinya telah membohongi orang lain dengan prestasi yang dia dapatkan.

Melihat ilustrasi di atas, tentu kita merasa prihatin dengan orang yang menjadi penganut impostor syndrome. sebab segala apresiasi serta penghargaan yang penganut impostor syndrome dapatkan itu, bukanlah sesuatu yang pantas dia dapatkan, dan dia selalu merasa ada orang yang jauh lebih berhak atau lebih pantas atas pencapaian yang dia dapatkan.

Oleh karena itu, impostor syndrome adalah gejala psikologis yang akan membuat penganutnya merasa bahwa dirinya selalu tidak pantas dan merasa berbohong pada manusia lain.

Dengan begitu, dapat kita ketahui bahwa impostor syndrome adalah suatu cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri dan memberikan nilai pada dirinya sendiri hanya saja, nilai yang diberikan pada diri sendiri dapat dikonotasikan kepada hal buruk yang menyebabkan batin dan fisik penganut impostor syndrome terbebani.

Lalu dari mana hal ini berasal ?

Walaupun Impostor syndrome ini dapat dialami oleh siapa saja, telah terbukti banyak terjadi pada perempuan dari pada laki-laki, akan tetapi pada dasarnya sindrom ini bekerja pada rana berpikir dan cara pandang seseorang pada dirinya sendiri.

Orang yang biasanya mengidap sindrom ini adalah orang-orang yang berprestasi dan juga terkadang pada orang-orang yang perfektionis.

Begitu pula pada orang-orang yang memiliki keluarga yang mengedepankan keberhasilan dalam intelektual serta kurang dalam mengajarkan seorang anak ketika berhadapan dengan kegagalan atau pun kesuksesan

Bisa di lihat di atas kalau sindrom ini berhubungan dengan genetika dan juga pada tumbuh kembang anak.

Hal lain yang bisa menyebabkan sindrom ini adalah tuntutan orang-orang sekitar atau pada masyarakat yang melabel seseorang cerdas sehingga ada tuntutan untuk terus menerus menunjukkan keberhasilan atau kecerdasan itu.

Saya yakin, pembaca pasti bertanya-tanya tentang gejala Impostor Syndrome.

Beberapa gejala Impostor Syndrome diantaranya:

  1. Meragukan diri sendiri
  2. Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara realistis
  3. Mengaitkan pencapaian atau kesuksesan dengan hal eksternal
  4. Tidak menyukai kinerja sendiri, meski kinerjanya terbilang sangat baik
  5. Menyabotase kesuksesan sendiri
  6. Merasa sangat kecewa ketika mengalami kegagalan
  7. Selalu merasa bahwa dirinya adalah pembohong dalam hal pencapaian
  8. Merasa bahwa pencapaian yang dialaminya hanyalah sebuah keberuntungan

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Menurut saya sendiri ada beberapa cara yang mampu dilakukan untuk mengatasi hal ini, yaitu:

  1. Internalisasikan keberhasilan

    Jika kamu adalah seseorang yang mengalami impostor syndrome maka cobalah untuk menginternalisasikan keberhasilan atau pencapaian yang kamu dapatkan dengan memulai menanamkan pada diri sendiri bahwa apa yang kamu dapatkan merupakan hasil jerih payahmu selama ini dan kamu melakukan itu semua dengan kejujuran tanpa ada sedikit pun kebohongan dan itu murni hasil dari kerja keras mu.

    Untuk menanamkan keberhasilan-keberhasilan yang selama ini di dapatkan, maka Anda bisa mencoba untuk menuliskan atau memikirkan secara rinci keberhasilan yang sering Anda dapatkan dan bagaimana usaha yang sudah Anda lakukan untuk itu.

  2. Berbagi dengan orang lain/minta perspektif orang lain

    Selanjutnya adalah cobalah terbuka kepada orang lain tentang masalah yang kau hadapi, begitu pun apabila kamu mengalami impostor syndrome.

    Cara ini terbilang cukup ampuh untuk memerangi pikiran-pikiran dan penilaian-penilaian buruk terhadap dirimu sendiri karena orang lain akan memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang sedang kamu alami dan bisa saja orang yang kamu ajak berbagi juga pernah mengalami hal atau sedang mengalami hal yang sama denganmu terkait impostor syndrome, maka kalian akan sama-sama bisa menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

  3. Apresiasi diri sendiri

    Yakinkan pada dirimu sendiri bahwa ternyata kamu adalah orang yang hebat, orang yang bisa, orang yang mampu dan pantas menerima setiap penghargaan yang telah kamu terima saat ini.

    Mengapresiasi diri sendiri juga mampu membuatmu merasa bahwa dirimu adalah orang yang berbeda dan semua yang kamu miliki pantas untuk kamu syukuri.

    Mengapresiasi diri sendiri terhadap hal apa pun yang kamu kerjakan adalah cara sederhana yang bisa Anda lakukan setiap saat.

  4. Pergilah ke Psikolog

    Seperti yang sering kami katakan dalam blog ini, selalu pada akhirnya pergi kepada psikolog untuk membicarakan kesehatan mental adalah cara terbaik untuk menyembuhkan hal-hal yang mungkin mengganggu perkembangan diri Anda, dengan sendiri nya memperlambat Anda mencapai tujuan-tujuan yang ingin Anda capai.

    Hal ini juga benar pada sindrom impostor ini. Anda juga bisa melakukan terapi kognitif, akan tetapi sebaiknya Anda melakukannya bersama dengan orang yang ahli.

Tidak ada malu dalam menjaga kesehatan, baik itu untuk fisik maupun untuk mental.

Sebagai paragraf terakhir pada tulisan kali ini, saya ingin mengucapkan bahwa berhentilah untuk memberikan penilaian buruk terhadap dirimu sendiri secara berlebihan karena semua itu akan mengundang pikiran-pikiran yang akan membuatmu semakin terpuruk. Jika kamu merasa bahwa apa yang kamu lakukan itu salah, cobalah untuk menelaahnya terlebih dahulu sebelum memutuskan tindakan dan jika memang terbukti salah cobalah untuk memperbaiki dan berhenti untuk mengulanginya lagi. Namun apabila apa yang kamu lakukan itu menurutmu benar coba telaah juga sebab jangan sampai apa yang kamu lakukan adalah hal yang salah, apabila terbukti benar maka apresiasilah dirimu, internalisasikan pencapaiannmu dan jangan pernah merasa bahwa semua pencapaianmu hanyalah keberuntungan semata, karena ada usaha yang kamu lakukan untuk mencapainya. Terakhir, jadilah dirimu sendiri dan berhentilah untuk menjadi orang yang seperti orang lain inginkan

Referensi :

https://tirto.id/ketahui-tentang-impostor-syndrome-defenisi-gejala-dan-penyebabnya-f5Fe

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/24/190200165/apa-itu-impostor-syndrome-?page=all

https://ugm.ac.id/id/berita/20226-psikolog-ugm-paparkan-fakta-impostor-syndrome


Artikel Terkait

Cover for Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Sep 2022

Beberapa waktu yang lalu, saya berada di tengah-tengah orang yang berdiskusi terkait uang panai. Salah seorang teman yang sudah menikah…

Cover for Cara memotivasi diri sendiri

Cara memotivasi diri sendiri

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Jun 2022

Pernah ngak kamu berpikiran "aduh ada tugas, mana malas banget lagi ngerjainnya" Atau "Nanti dulu ah, scroll tik tok sekali lagi, sekali…