Mengenali manusia saat ini (manusia instan)

Beberapa tahun belakangan ini, manusia menjadi makhluk yang mudah di tebak terkait hal yang diinginkannya. Secara sederhana, tidak ada…

Ditulis Oleh rahmat Pada Jun 2021

Beberapa tahun belakangan ini, manusia menjadi makhluk yang mudah di tebak terkait hal yang diinginkannya. Secara sederhana, tidak ada seorang manusia yang tidak menginginkan sesuatu terjadi secara instan, apa pun bentuknya baik itu pekerjaan atau makanan.

Penulis tidak bisa menjawab secara pasti hal apa yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang seperti itu, apa karena perkembangan globalisasi, atau hal-hal lainnya. Hanya yang bisa penulis pastikan adalah manusia telah menjadi makhluk yang ingin menjadikan sesuatu dengan instan.

Jika kita melihat dari kacamata kewajaran, kita akan menemukan bahwa manusia adalah makhluk yang akan terus berkembang dan pada tahap perkembangannya akan memunculkan berbagai macam perubahan pula. Dengan itu, penulis mengonfirmasi bahwa perubahan manusia yang mengarah pada keinginan atas sesuatu yang instan bukan baru belakangan ini terjadi melainkan telah terjadi bahkan mungkin sebelum ibu, atau nenek pembaca telah lahir atau jauh sebelum itu. Hanya saja yang membedakannya adalah titik ketergesaan seorang manusia yang akhir-akhir ini membludak.

Banyak sektor yang menjadi objek dari keinginan instan manusia saat ini, salah satu yang lumrah dan paling mudah kita temukan bagi seorang pelajar adalah berkenaan dengan dunia pendidikan. Lagi-lagi penulis tidak mengatakan bahwa keinginan instan pada pendidikan ini tidak hanya terjadi pada manusia saat ini, namun juga berpotensi terjadi pada manusia berpuluh, ratusan atau ribuan tahun lalu, hanya saja respon atas keinginan ini yang berbeda.

Tidak mampu kita pungkiri bahwa pendidikan saat ini sudah sangat mudah, sebab telah banyak cara mudah yang tersedia untuk mendapatkan pengetahuan. Pelajar saat ini hanya membutuhkan gadget dan akses internet untuk bisa mendapatkanya, sangat mudah bukan!

Untuk belajar matematika misalnya, kita bisa menemukan banyak contoh, rumus dan penjelasan atas satu soal yang tidak kita ketahui jawabannya. Contoh, rumus dan penjelasan itu dapat kita temui dalam berbagai media, mulai media visual, audio bahkan audio visual telah tersedia.

Dari semua kemudahan itu, masih banyak pelajar yang ingin kemudahan lebih jauh lagi. "siapa yang tidak mau gitu, ya kan". Misalnya, jika sekolah tentu kita akan akrab dengan tugas, dan tugas adalah sebuah kewajiban yang harus kita selesaikan sebab ada konsekuensi yang menanti kita jika tidak diselesaikan. Ada yang diiringi iming-iming tidak naik kelas, ada yang takut dimarahi guru yang berimbas pada marahnya orang tua, dan bermacam-macam konsekuensi lainnya.

Dari semua hal itu, banyak pelajar yang menginginkan tugasnya selesai secara instan tanpa menggunakan waktu, tenaga dan pikiran dalam durasi yang lama. Singkatnya seseorang meminta penyedia jasa untuk mengerjakan tugas yang dia miliki hingga selesai.

Selanjutnya adalah makanan.

Keinginan manusia terhadap sesuatu yang instan juga mewabahi sektor makanan. Kejadian ini pasti lumrah kita lihat di lingkungan sekitar. Contohnya, kita pasti lebih memilih memakan makanan siap saji atau makanan instan ketimbang kita memasak makanan sendiri.

Semuanya atas dasar bahwa tidak ada seorang pun yang ingin mengerjakan sesuatu yang menguras banyak waktu, tenaga dan pikiran. Hal yang mungkin bisa kompromikan pada persoalan ini adalah kita adalah seorang manusia yang penuh dengan misteri dan keunikan.

Hal yang dijelaskan diatas bagi penulis mungkin telah menjadi sebuah penyakit yang menyerang masyarakat modern dan telah menjadi kultur kemudian diolah oleh setiap anggota keluarga dan terjadi secara menyeluruh pada setiap elemen dan lapisan masyarakat.

Dampak dari kebiasaan serba instan tersebut yaitu berpotensi menjerumuskan seorang manusia kepada kemalasan, keterburu-buruan, dan keinginan untuk selalu mendapatkan sesuatu tanpa berusaha terlebih dahulu, imbasnya manusia tidak lagi mau melakukan banyak gerakan hanya untuk masalah yang dianggapnya tidak penting padahal sangat penting untuk seorang manusia melakukannya.

Minimal manusia yang bergerak akan merelaksasi otot-otot sehingga tidak lagi muncul penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya gerakan yang dilakukan oleh seorang manusia.


Artikel Terkait

Cover for Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Sep 2022

Beberapa waktu yang lalu, saya berada di tengah-tengah orang yang berdiskusi terkait uang panai. Salah seorang teman yang sudah menikah…

Cover for Cara memotivasi diri sendiri

Cara memotivasi diri sendiri

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Jun 2022

Pernah ngak kamu berpikiran "aduh ada tugas, mana malas banget lagi ngerjainnya" Atau "Nanti dulu ah, scroll tik tok sekali lagi, sekali…