Orang tua dan kepribadian anak (introvert/extrovert)
Apa yang terlintas di benak Anda apabila mendengar kalimat "orang tua". Jika yang terlintas di benak Anda adalah orang yang melahirkan dan…
Ditulis Oleh rahmat Pada Oct 2020
Apa yang terlintas di benak Anda apabila mendengar kalimat "orang tua".
Jika yang terlintas di benak Anda adalah orang yang melahirkan dan membesarkan Anda maka Anda perlu tahu bahwa hal ini bisa juga berarti hal lain.
Seperti pengasuh, pendidik, teladan, panutan, pengatur, pemberi kasih sayang, dan penjaga maka apa yang ada di benak Andasama dengan apa yang ada di benak penulis.
Meskipun begitu, beberapa kata yang penulis tuliskan belum mampu mendeskripsikan makna kalimat "orang tua" secara menyeluruh.
Mengetahui tentang banyaknya peran dan tanggung jawab yang orang tua miliki terhadap anaknya, maka besarnya peran dan tanggung jawab itu bisa dikatakan sebagai pembentuk kepribadian bagi seorang anak.
Dengan kata lain, orang tua yang melakukan peran dan tanggung jawabnya terhadap anak (memberi perhatian/tidak memberi perhatian) seperti mengasuh, mendidik, dan mengatur ini merupakan penentu bagaimana kepribadian seorang anak.
Berbicara tentang kepribadian, manusia yang hidup di dunia dapat di golongkan ke dalam dua jenis kepribadian, diantaranya adalah introvert dan extrovert.
Masing-masing dari jenis kepribadian ini memiliki keunikannya tersendiri yang bila dijelaskan secara umum maka pemilik kepribadian introvert lebih menyukai menyendiri dan tempat-tempat sepi, extrovert menyukai berbaur dengan orang-orang atau lebih suka tempat ramai.
Mengenai kedua jenis kepribadian ini (introvert dan extrovert), apakah didikan orang tua juga menentukan kecondongan arah kepribadian seorang anak?
Bagi penulis, kepribadian introvert atau extrovert yang di miliki oleh anak merupakan hasil bentukan orang tua, kenapa bisa demikian?
Hal ini saya katakan karena sejak anak lahir, orang tua sudah memiliki hak dan wewenang terhadap anaknya yang mengatur dan mengurusi segala jenis kegiatan dan perbuatan yang dilakukan oleh seorang anak (peduli atau tidak peduli, urus dan tidak diurusi).
Apabila sewaktu kecil hingga usia beranjak dewasa, seorang anak terlalu banyak mendapat tekanan dari orang tua dengan alasan kasih sayang (mengatur, dan melarang secara berlebihan) sehingga kalimat yang sering terdengar oleh sang anak adalah kalimat "jangan keluar, jangan kesana" maka kepribadian seorang anak akan lebih condong ke arah introvert, karena aturan dan pelarangan dari orang tua menjadi pembelajaran awal bagi seorang anak untuk mulai dan mau menyukai hal-hal yang berbau sepi (suka atau tidak suka) sehingga seorang anak akan jarang berbaur dengan orang luar, hal inilah yang menstimulus seorang anak untuk mempunyai kepribadian introvert.
Begitu pula sebaliknya, ketika seseorang yang sejak kecil telah mendapat pembiasaan dari orang tua untuk berbaur dan bergabung di masyarakat secara bebas sejak kecil hingga beranjak dewasa (meski dengan aturan-aturan) maka pembiasaan itu akan membentuk kepribadian seorang anak menuju kepribadian extrovert.
Karena segala hal akan di mulai dari pembiasaan.
Namun tidak menutup kemungkinan kepribadian tersebut akan berubah ketika seorang anak telah berusia dewasa karena ketika memasuki usia tersebut seorang anak memiliki kendali lebih terhadap dirinya sehingga dia bisa melakukan apa saja yang disukainya (tak ada tekanan dari luar) yang apabila ingin berbaur dan bergabung dengan lingkungannya tidak mendapat tekanan seperti yang dia alami ketika masih berusia anak-anak hingga beranjak dewasa.
Hal ini bisa menjadi penyebab beralihnya kepribadian seorang anak yang awalnya memiliki kepribadian introvert bisa menjadi pemilik kepribadian extrovert begitu pun sebaliknya.
Kepribadian manakah yang seharusnya dimiliki oleh seorang anak?
Apakah harus menjadi introvert karena beberapa alasan atau apakah harus menjadi extrovert karena beberapa alasan?
Sebenarnya antara kepribadian introvert dengan extrovert ini hanya memiliki perbedaan pada ranah pribadi saja, introvert yang lebih condong ke arah menyendiri dan menyukai hal-hal sepi sedangkan extrovert lebih condong menyukai keramaian, namun tidak ke arah “sukses”, karena menurut saya setiap kepribadian memiliki “kekuatannya” masing-masing.
Mungkin Anda pernah mendengar, bahwa pemilik kepribadian introvert tidak cocok dijadikan sosok pemimpin, yang di anggap sebagai tidak sukses.
Hal demikian hanyalah mitos belaka, kenapa?
Karena Sukses tidaknya seseorang di masa depan yang menentukannya adalah pribadinya sendiri, dilihat dari seberapa besar dan seberapa efektif sesuatu yang di usahakan-nya serta seseorang yang memiliki kepribadian introvert tidak cocok dijadikan sosok pemimpin hanyalah sekedar mitos semata, karena pemilik kepribadian introvert juga bisa berbaur dan menjalin hubungan dengan masyarakat dan juga memiliki kriteria dan syarat-syarat yang mampu menjadikannya sebagai pemimpin.
Begitu pun dengan pemilik kepribadian extrovert, ia juga akan bisa mendapatkan kesuksesan di masa depan jika usaha yang dilakukannya memadai.
Disclaimer
Jangan pakai hal ini sebagai sebuah dorongan kuat untuk memperlakukan Anak Anda, karena hal ini cuma beberapa opini dari kami.
Artikel Terkait
Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis
Ditulis Oleh
rahmat
pada
Sep 2022
Cara memotivasi diri sendiri
Ditulis Oleh
rahmat
pada
Jun 2022