Penyakit Kejiwaan Manusia Modern

Apa bedanya penyakit manusia pre-modern, dengan penyakit manusia modern ? Setidaknya ada itu yang ter-lintas di-benak para pembaca yang…

Ditulis Oleh rahmat Pada Jun 2021

Apa bedanya penyakit manusia pre-modern, dengan penyakit manusia modern ?

Setidaknya ada itu yang ter-lintas di-benak para pembaca yang menemukan tulisan ini, lalu setelah itu muncul pertanyaan, seperti apa dan bagaimana bentuk penyakit manusia modern itu?

Tunggu, tunggu. Sebelum kita bahas lebih lanjut kita harus kupas terlebih dahulu masalah penyakit.

Di kutip dari pendapat salah satu ahli, DR. EKO DUDIARTO, ia berpendapat bahwa penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan terhadap fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.

Dari penjelasan di atas saja, kita telah mampu berspekulasi bahwa ketika seorang mengidap penyakit, tentu tubuh seorang manusia tidak dalam keadaan normal apabila penyakit itu berkaitan dengan fisik seorang manusia. Tentu berbeda cerita apabila yang sakit dari seorang manusia adalah jiwanya, masalahnya pasti akan lebih ruwet, karena dalam bahasa sanskerta jiwa diartikan sebagai “benih kehidupan” sebab jiwa berkaitan dengan pikiran, kepribadian akal dan hal-hal lain yang bersifat abstrak tapi nyata pada diri seorang manusia.

Melengkapi pernyataan di atas, bahwa penyakit kejiwaan manusia modern adalah berbagai kondisi yang mempengaruhi beberapa aspek, mulai dari aspek berpikir, hingga aspek berperilaku seorang manusia yang tentunya, seluruh aspek tersebut tidak dalam kondisi normal bagaimana layaknya seorang manusia, meski pun hal tersebut melekat pada diri kebanyakan manusia.

Jika kita telaah lebih serius, maka kita akan menemukan beberapa penyakit kejiwaan yang menggerogoti manusia modern saat ini dan penulis yakin bahwa tidak banyak orang yang menyadari beberapa penyakit-penyakit kejiwaan yang tertera di bawah ini.

Berikut beberapa penyakit kejiwaan manusia modern:

Pertama yaitu penyakit jiwa konsumerisme dan konsumtif.

Penyakit ini berkaitan dengan sikap boros, dan ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan nafsu. Pengidap penyakit kejiwaan konsumerisme biasanya akan membeli barang yang disukainya meski pun sebenarnya dia telah memiliki barang yang serupa. Contohnya, rahmat telah mempunyai dua pasang sepatu, namun ketika melihat sepatu keluaran terbaru rahmat membeli sepatu tersebut meski pun jika kita lihat dari nilai kebutuhan, rahmat tidak membutuhkan sepatu tersebut, hanya berdasar dari keinginan yang menyebabkan rahmat membeli sepatu baru itu. Sedangkan penyakit kejiwaan konsumtif biasanya tidak memperhatikan pola makannya, contohnya lapar tidak lapar, rahmat tetap membeli makanan, masalah habis atau tidaknya makanan tersebut itu urusan lain.

Kedua, Penyakit kejiwaan hedonis dan prestis.

Penyakit ini berkaitan dengan lingkungan sosial. Pengidap penyakit hedonis biasanya akan melakukan apa saja yang dituntut oleh pergaulannya, meski pun hal tersebut adalah hal negatif. Contohnya, apabila dalam lingkungan seseorang bergaul sering minum alkohol, mengomsumsi narkoba maka ia juga akan melakukan hal yang serupa dengan dalih persahabatan. Sedangkan pengidap penyakit prestis adalah gaya hidup yang selalu ingin di beri predikat derajat lebih tinggi daripada orang lain. Contohnya, rahmat makan di restoran mewah dan menghabiskan uang banyak dengan tujuan agar rahmat di nilai sebagai seseorang yang memiliki strata sosial tinggi.

Ke tiga, Degradasi Moral.

Pengidap penyakit kejiwaan ini biasanya kurang bahkan tidak memiliki sopan santun dan tingkah laku baik sebagaimana tingkah laku yang dituntut oleh masyarakat dengan budaya yang ada dan diajarkan turun temurun. Contohnya, seorang siswa tidak lagi hormat kepada gurunya, seorang anak tidak lagi menunjukkan sopan santun terhadap orang yang lebih tua darinya dan sebagainya.

Ke empat, ketagihan sosial media.

Pengidap penyakit ini biasanya akan menghabiskan hari-harinya dengan membuka sosial media, karena bagi pengidap dia akan mendapatkan kepuasan dari bermain sosial media sehingga akibatnya banyak hal penting yang seharusnya dia kerjakan terbengkalai akibat kecanduannya terhadap sosial media. Contohnya, rahmat bermain sosial media setiap hari dan lupa mengerjakan tugas kuliahnya.

Ke lima, tidak mengenali diri sendiri.

Orang yang mengidap penyakit ini biasanya tidak memiliki kemampuan untuk memahami diri, keinginan dan kebutuhan hidupnya sendiri. Pengidap akan terus berada pada paradosk dimana hanya dirinya yang mampu menyelesaikan masalah dan keluar dari paradoks tersebut namun dia tidak mampu sebab tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terkait atas dirinya. Contohnya, seringnya muncul pertanyaan-pertanyaan dalam benak seseorang bahwa dia membutuhkan sesuatu namun tidak mengetahui sesuatu itu apa.

Ke enam, sulit memulai sesuatu.

Pengidap penyakit kejiwaan ini biasanya akan kesulitan dalam mengerjakan persoalan-persoalan penting dalam hidupnya. Contohnya, rahmat memiliki tugas membuat tulisan, namun tidak tau harus memulainya.

Solusi:

Hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi penyakit kejiwaan yang tertera di atas, maka cara yang dapat kita lakukan adalah.

Pertama, mengubah mindset atau pola pikir sendiri.

Semua penyakit kejiwaan awalnya berasal dari mendset dan pola pikir seorang manusia, maka untuk mengatasinya diperlukan mendset dan pola pikir yang sehat. Sebab pola pikir dan mendset yang sehat akan menjadikan seorang manusia memiliki kehidupan yang serba positif pula.

Ke dua, masuk dan menyertakan diri dalam perkumpulan yang mengarah pada hal-hal positif.

Setiap orang akan mengikuti bagaimana cara berinteraksi yang ditunjukkan oleh lingkungan dan tempatnya berinteraksi. Hal ini diakibatkan oleh kebiasaan manusia meniru dan melakukan hal-hal yang sering dilihatnya. Maka dari itu berusahalah memasuki perkumpulan-perkumpulan dan tempat-tempat yang selalu mengajarkan nilai-nilai positif.

ke tiga, carilah seseorang yang dapat mengarahkanmu ke hal-hal baik.

Setiap perubahan akan sangat sulit dilakukan apabila tidak ada orang lain yang meningatkan dan mengarahkan kita pada kebaikan, tentunya ini pula berkaitan dengan penyakit-penyakit kejiwaan yang tertera di atas. Hal yang paling sederhananya adalah temukanlah seorang pasangan yang akan terus membawamu kepada hal-hal baik untuk menghindari penyakit kejiwaan diatas, bukan malah sebaliknya.

Penutup:

Penyakit kejiwaan manusia modern adalah ketidakserasian antara perlakuan dan hal yang semestinya pada seorang manusia. Hal ini diakibatkan oleh banyak sebab, mulai dari pola pikir bahkan hingga pergaulan yang salah. Maka dari itu, lindungi diri kita dari penyakit kejiwaan dengan tetap berada pada jalan kebaikan dan tentunya tanpa melupakan nilai-nilai kemanusiaan pada diri kita.

Referensi :

Irwan Sapta Permana dan Yusuf Sumaryana, SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT DENGAN METODE FORWARD CHAINING, JUMANTAKA vol 1 No. 1 (2018)


Artikel Terkait

Cover for Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Uang Panai Emang Semahal Itu Menikah Dengan Perempuan Suku Bugis

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Sep 2022

Beberapa waktu yang lalu, saya berada di tengah-tengah orang yang berdiskusi terkait uang panai. Salah seorang teman yang sudah menikah…

Cover for Cara memotivasi diri sendiri

Cara memotivasi diri sendiri

Ditulis Oleh

rahmat

pada

Jun 2022

Pernah ngak kamu berpikiran "aduh ada tugas, mana malas banget lagi ngerjainnya" Atau "Nanti dulu ah, scroll tik tok sekali lagi, sekali…